Orang Tua Siswa Dipaksa Beli Bunga, Dana BOS Dijadikan Pengamanan Jabatan

by -307 views

Piru – Kepala SD Negeri Tanah Goyang, desa Loki, kecamatan Huamual, kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) propinsi Maluku, Alwan Silehu, di kabarkan suka memeras orang tua siswa di sekolah.

Sala satu guru SD tersebut kepada media ini via telpon seluler nya, Senin (24/7/2023) mengungkapkan, seperti yang terjadi belum lama ini, orang tua siswa selalu dipaksa membeli bunga tiap akhir tahun pelajaran, tanpa ada pembicaraan dengan dewan guru.

“Ada 20 orang tua siswa dipaksa beli bunga seharga 25 ribu, sehingga uang yang terkumpul sebanyak 5 juta rupiah. Kemudian untuk acara syukuran kelulusan, orang tua siswa diwajibkan menyetor 5000 per siswa,”ujarnya.

Padahal, dana syukuran tersebut seharusnya diambil dari uang penjualan bunga bahkan kalau perlu dari dana BOS. Namun hal itu tidak dilakukan Silehu dengan alasan yang tidak jelas.

Guru yang tak mau namanya di publikasi tersebut mengatakan, di sekolah ini terlalu banyak masalah yang terjadi, namun anehnya pihak dinas dan pemerintah daerah terkesan tutup mata.

Padahal, kinerja dan perilaku Silehu (Kepala sekolah, red) sudah sering di laporkan ke dinas Pendidikan kabupaten termasuk pemberitaan media belakangan.

Ditambahkan, ada masalah lain di sekolah yang kurang mendapat perhatian Silehu, yakni adanya pohon besar di dekat sekolah yang selalu menjadi ancaman bagi para guru dan siswa bila terjadi angin kencang pada jam sekolah.

“Bila angin kencang, semua siswa di keluarkan dari dalam ruangan, karena kami kuatir jangan sampai pohon tersebut tumbang (rubuh) menimpa bangunan sekolah,”ujarnya.

Menurutnya, hal itu sudah disampaikan berulang kali kepada kepala sekolah, tetapi jawabannya, “Anak saya tidak ada yang bersekolah di sini. Karena siswa yang ada di sini itu adalah anak dari warga masyarakat dusun Tanah Goyang, jadi terserah mereka para orang tua, karna itu bukan tanggung jawab saya,” ceritanya mengulangi ucapan kepsek Silehu.

Selain itu, guru tersebut juga mempertanyakan penyataan Silehu di hadapan kepala dinas Pendidikan yang mengaku, ada pembentukan tim dana bos di sekolah dengan melibatkan para orang tua, dewan guru dan juga komite sekolah.

Dikatakan, pengakuan kepsek Silehu itu itu tidak benar, karena faktanya di sekolah tidak ada pembentukan tim bos sekolah.

“Jangankan tim bos, bendahara yang di angkat untuk jadi bendahara dana bos juga cuma sebagai simbol saja, karena pada saat pencairan dana bos, kepsek selalu melakukannya sendiri, tanpa melibatkan bendahara,”tambahnya.

Disamping  itu, di sekolah saat ini sudah tidak ada operator untuk mengerjakan data sekolah maupun laporan pertanggung jawaban dana bos, semua itu di kerjakan sendiri oleh kepala sekolah.

“Jadi, selain sebagai kepala sekolah, ia juga rangkap sebagai operator,”katanya.

Untuk menutupi semua ketidak beresan yang terjadi di sekolah, dewan guru selalu di ancam dan ditekan oleh kepsek Silehu, agar harus diam dan tidak boleh banyak bicara, dengan ancaman bila ada dewan guru yang macam-macam, maka sebagai kepala sekolah dirinya akan mengusulkan ke kepala kepegawaian untuk di pindahkan dari sekolah ini.

“Kami juga pernah mengeluh kepada komite sekolah, tetapi komite memilih diam, karena komite dan kepsek adalah hubungan ipar, terbukti ketua komite yang anaknya sudah tidak lagi bersekolah di sini sudah hampir 10 tahun, namun masih tetap di pertahankan untuk jadi komite oleh kepsek Silehu,”tuturnya.

Terkait banyaknya ketidak beresan di SD Negeri Tanah Goyang tersebut, dirinya minta perhatian serius Kepala dinas Pendidikan kabupaten SBB, sehingga tidak merugikan kegiatan pembelajaran di sekolah itu. (K-09)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *