14 Negeri dan Kelurahan di Maluku Dapat Penghargaan Proklim 2021 Dari Kementrian KLH

by -274 views
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku, Drs Roy C Siauta, M,Si.

Ambon – 14 Negeri dan Kelurahan di provinsi Maluku, tahun 2021 ini mendapat penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) dari Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) RI.

Dari jumlah tersebut, 2 diantaranya berupa trophy utama, masing-masing  Negeri Rutong dan Negeri Amahusu, Kota Ambon.

Sementara sertifikat proklim utama, untuk Kota Ambon ada 10, yakni Negeri Soya, Negeri Lama, Naku, Passo, Hukurila, Hatiwe Besar, Kelurahan Batu Gajah (Batu Bulan) dan 1 sertifikat Pratama yakni Waihaong.

Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), yakni Pulau Osi dan Gemba/Waimital, sedangkan Kabupaten Maluku Tengah, yakni Negeri Hulaliu (Kecamatan Haruku) dan Negeri Ihamahu Kecamatan Saparua.

Sebelumnya di tahun 2020 lalu, Maluku hanya memperoleh 2 trophy utama, yakni Pohon Puleh dan Negeri Haruku, serta satu sertifikat untuk Negeri Amahai.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) provinsi Maluku, Drs Roy C Siauta, M,Si mengatakan, di tahun 2020 lalu, Maluku hanya mendapat 2 trophy, dan satu sertifikat. “Berarti ada peningkatan di tahun 2021 ini,”ungkapnya kepada Kabaresi.com, Kamis (21/10/2021).

Ia berharap, kedepan provinsi Maluku bisa mendapat trophy Lestari sebagai penghargaan tertinggi Proklim dari Kementrian KLH RI, yang akan diterima langsung oleh Gubernur.

Jadi, bila berhasil, trophy Lestari itu akan diserahkan langsung menteri KLH kepada Gubernur, sementara untuk trophy utama proklim itu diterima oleh Bupati/Walikota dan diteruskan kepada mereka yang berhak,” ungkap Siauta.

Ada tiga syarat utama untuk bisa mendapat trophy Lestari tersebut, yakni harus 3 negeri/desa/kelurahan yang sudah mendapat trophy utama, Sementara Maluku sampai saat ini sudah mendapat 4 trophy utama.

“Itu artinya, Maluku sudah melebihi dari persyaratan itu, yakni tahun kemarin 2 dan tahun ini 2, berarti 4 sudah melebihi,”ujarnya.

Terkait itu, kata Siauta, pihaknya terus membangun komunikasi dan kerjasma dengan Kementrian KLH dan teman-teman di kabupaten/kota, baik yang sudah pernah mendapat trophy utama, maupun yang belum.

“Artinya, kami akan mendorong 11 kabupaten/kota di Maluku ini, supaya tahun depan bisa masuk daftar nominasi Proklim,” tandasnya.

Dikatakan, Proklim ini juga sangat baik untuk bagaimana kita dapat mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim khusunya bencana.

Dengan kata lain, Proklim ini merupakan upaya mempersiapkan masyarakat, agar mereka tangguh dan menghadapi bencana alam akibat perubahan iklim, termasuk melakukan langkah-langkah terhadap pencemaran lingkungan menghadapi situasi banjir. “Dalam artian bagaiamana mereka menangani sampah, ”tambah Siauta.

Dalam hal ini, kalau di daerah yang sering terjadi banjir, apa yang masyarakat harus lakukan di aliran sungai, seperti membuat tanggul-tanggung dengan inisiatif sendiri.

Sedangkan terkait daerah pesisir pantai, apa yang mereka (masyarakat, red) lakukan menghadapi terjadinya abrasi. Dalam hal ini, melakukan penanaman pohon mangrove termasuk tranplantasi terumbu karang atas inisiatif sendiri atau swadaya.

Menurutnya, kesemua ini terasa belum cukup. Karena itu, bagaiamana kedepan kita harus menciptakan sebuah strategi kebijakan, sehingga dapat menciptakan ketangguhan masyarakat di dalam mempertahankan kondisi lingkungan dalam menghadapi bencana alam. Dalam hal ini mereka wajib menguunakan sumber daya alam (SDA) yang ada di situ.

“Ini harus kita didorong, agar di satu sisi mereka bekerja untuk mempertahankan lingkungan dan dari sisi ekonomi, mereka juga mendapat kehidupan yang layak dan baik,”jelas Siauta.

Terkait itu ujar Siauta, ke depan khusus untuk di daerah-daerah yang sudah mendapat trophy utama Proklim, pihaknya akan intervensi dengan program-program pemerintah. Kalau itu daerah-daerah pesisir, bisa dengan pemberdayaan masyarakat melakukan penanaman mangrove, juga penamana pohon-pohon yang bisa tumbuh dan hidup di daerah pesisir.

“Dalam hal ini mereka diberikan ruang untuk melakukan pembibitan dan penanaman serta  pemeliharaan. Nah dari kegiatan itu, ada dorongan agar kegiatan ekonomi mereka itu bisa bertambah, sebab tanpanya mereka akan sulit mempertahankan situasi dan kondisi SDA di kawasan itu. (Acl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *