Piru – Dinas Pertanian Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), diminta untuk sosialisasikan program Sapi Induk Wajib Bunting (Siwab) kepada para petani peternak di Kabupaten itu.
Sebab, kendati sudah berjalan sejak tahun 2016 lalu, namun kenyatannya program Presiden Jokowi dibidang peternakan, melalui kegiatan bioteknologi peternakan, untuk peningkatan produktifitas dan produksi ternak sapi tersebut, belum diketahui dengan baik oleh masyarakat di Kabupaten SBB.
Permintaan itu dikemukakan anggota Fraksi Hanura, DPRD Kabupaten SBB, Yudin Hitimala saat ditemui media ini di Piru, Kamis (16/10/2019).
Sebagai mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Peternakan (HIMAPET) Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon, dirinya mengatakan, sosialisasi itu perlu dilakukan dinas Pertanian setempat, karena masyarakat SBB sampai saat ini belum mengetahui dengan jelas keberadaan dan manfaat dari program tersebut.
“Akibat keterbatasan pengetahuan dan tidak memiliki pengalaman dalam dunia bioteknologi peternakan, membuat masyarakat yang berprofesi sebagai petani peternak, menolak untuk dilakukannya kawin suntik atau inseminasi buatan (IB) terhadap ternak sapi milik mereka. Hal itu terjadi karena mayoritas petani peternak di SBB, merupakan petani peternak tradisional dengan latar belakang pendidikan adalah tamatan SD,,”tandasnya.
Padahal, menurut mantan Pengurus Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia (ISMAPETI) Wilayah Indonesia Timur tersebut, target pemerintah pusat di tahun 2023 nanti, Indonesia akan mengekspor produk ternak sapi, baik daging maupun susu.
Oleh karena itu kata Hitimala, sebagai daerah potensial pengembangan peternakan di provinsi Maluku, kabupaten SBB harus bisa memproduksi ternak sapi dalam jumlah yang cukup, sehingga Kabupaten SBB bisa ikut serta dalam berkontribusi mengekspor daging sapi, minimal untuk pasar dalam negeri.
Menurut Hitimala, untuk bisa mencapai itu, sosialisasi program Siwab tersebut harus terus dilakukan oleh dinas Pertanian SBB, sebab manfaat positifnya kepada petani peternak sangat besar, karena produksi ternak yang mereka miliki pasti akan mengalami peningkatan yang dikarenakan interval waktu kawin ternak dan kebuntingan ternak tepat waktu yang tentunya produksi pun akan meningkat.
“Produksi ternak meningkat maka sudah barang tentu akan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat petani peternak di Kabupaten SBB. Segaligus Kabupaten ini dapat menuai prestasi di bidang peternakan, kerena dapat menjawab target pemerintah pusat,”jelasnya.