Masohi – Satgas Yonif 734/Sns Pos Wakasihu, yang dipimpin Lettu Chb Husni turut ambil bagian dalam pendirian posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala Mikro, yang melibatkan lintas tokoh adat, tokoh pemuda dan pejabat Negeri Larike.
Partisipasi ini adalah bentuk dukungan personil satgas untuk mendukung program pemerintah untuk memangkas angka penyebaran covid – 19 di Negeri Larike Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng).
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Yonif 734/SNS Letkol Inf Yoannes Andy Wibowo dalam rilis tertulisnya, dikota Ambon, Maluku, Kamis (1/07/2021).
Dikatakannya, kegiatan partisipasi ini adalah salah satu bentuk dukungan kepada warga desa setempat untuk mendukung program pemerintah dalam memangkas angka penyebaran Covid 19.
“Posko ini didirikan untuk membatasi semua kegiatan masyarakat yang akan keluar dan masuk ke negeri Leihitu dan mengingatkan seluruh warga yang melintas pos tersebut untuk selalu menggunakan masker dan membatasi kegiatan berkumpul dimasyarakat,”ujarnya.
Menurutnya, pos PPKM Mikro ini bertujuan dalam pencegahan, pembinaan dan pendukung pelaksanaan penanganan Covid-19 yang diketuai oleh kepala desa dan dibantu oleh perangkat desa lainnya, Babinsa, dan Bhabinkamtibnas yang diawasi langsung oleh Kecamatan Larike.
Dansatgas berharap. melalui kegiatan yang dilakukan ini dapat meminimalisir dan salah satu cara untuk memutus rantai penyebaran covid -19, dengan disiplin mengikuti protokol kesehatan dengan cara memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi interaksi.
Sementara itu, Lettu Chb Husni mengatakan. akan terus mendukung kegiatan pemerintah desa binaan, demi terwujudnya negeri Leihitu yang terbebas dari Pandemi Covid 19.
Sedangkan Kepala Desa Larike Ekrom Atamimi, mengucapkan rasa terimakasih dan bangga kepada personil satgas Yonif 734/Sns yang telah ikut menyatu dalam pembuatan Pos PPKM Mikro. “Semoga bapak–bapak TNI selalu sehat dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan pimpinan,” pungkasnya. (*)
