Nelayan Bursel Diteror Letusan Senpi, TNI AL Respons Dengan Patroli

by -533 views

Namrole  Abu Rumalean salah seorang nelayan asal desa Oki Baru, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel), nyaris kehilangan nyawa saat melaut, akibat letusan senjata api yang terdengar didekat dirinya, sekitar pukul 22.15 WIT, Rabu (21/7/2021) malam.

Letusan senjata api yang terjadi saat dirinya di posisi kurang lebih 11 mil laut dari bibir pantai desa Oki Baru, berasal  dari kapal tangkap ikan (kapal ikan cantrang) yang sedang melakukan pencurian ikan (illegal fishing) pada malam hari di laut kawasan itu.

Mendengar suara letusan senjata api tersebut, nelayan asal desa Oki Baru tersebut kaget sekaligus panik, karena suara letusan itu terasa sangat dekat dengan dirinya. Padahal, saat itu posisinya tidak terlalu jauh dari daratan, jaraknya kurang lebih 200 meter dari arah dekat rumpon.

Akibat suara letusan senjata api tersebut, dirinya (Rumalean, red) kemudian segera menjauh dan bergegas menuju ke daratan/pantai desa Oki Baru untuk menyelamatkan diri.

Kepada media ini, Selasa (27/7/2021) Rumalean mengatakan, awalnya, sekitar pukul 18.50 WIT, dirinya memancing pada jarak 6-7 mil sekitar dekat rumpon dekat. “Setelah itu saya berpindah menuju rumpon jauh, dan saat mendekati rumpon tersebut, saya sempat melihat lampu senter dari kapal ikan yang berada di situ kira-kira pukul 22.15 WIT,”ujarnya.

Saat dirinya akan memancing di sekitar rumpon itu, tiba-tiba terdengar letusan senjata api yang bersumber dari kapal ikan itu, yang kemungkinan bertujuan untuk menjauhkan dirinya dan nelayan lain dari rumpon, agar mereka (kapal, red) dapat melakukan aksi pencurian ikan dengan bebas.

Setelah itu Ia bergegas kembali darat untuk melaporkan kejadian tersebut kepada petugas Cabang Dinas KP Gugus Pulau 1 Pulau Buru (Kab.Buru – Kab.Buru Selatan).

Setelah menerima laporan tersebut, petugas Gugus Pulau 1 Pulau Buru segera melakukan kordinasi untuk melaporkan kejadian itu kepada tim Intelrem 151/Binaya (Pos Pulau Buru), Pos AL Pulau Buru dan Polair serta tembusannya kepada Bupati Buru Selatan untuk mempercepat pengecekan/patroli di TKP.

“Mengingat cabang Dinas KP Gugus 1 Pulau Buru belum memiliki kapal patroli, sehingga untuk merespon laporan tersebut, 2 Armada Kapal TNI Angkatan Laut, yaitu KAL Alkura dan KAL Gusepa langsung melakukan Patroli di perairan Pulau Buru (Kab. Buru dan Kab. Buru Selatan),”ujarnya.

Sementara itu Kepala Cabang Dinas KP Gugus Pulau 1, Abdullah Alkatiri. S,Pi, M,Si saat dikonfirmasi media ini, Selasa (27/7/2021) mengatakan, pihaknya memang merespons laporan nelayan tentang insiden tersebut.

“Namun kelemahan kami saat ini, yakni karena tidak dilengkapi dengan armada oprasional, jangankan armada patroli laut, mobil operasional saja tidak ada. Apalagi saat ini musim hujan, sehingga wilayah Gugus Pulau 1 tidak mungkin di jangkau dengan kendaraan roda dua,”ungkapnya.

Karena itu, pihaknya hanya bisa kordinasi lintas sektor dengan Polairud dan TNI-AL maupun yang lainnya, untuk menindaklanjuti laporan tersebut.

Kendati begitu diridinya tetap berharap, “Nelayan bisa terus berkordinasi dengan kami jika ada hal-hal yang mencurikan terkait dengan ilegal fishing pada teritorial wilayah Cabang Dinas Gugus Pulau 1 dan kami tetap akan merespon hal tersebut, meskipun dengan keterbatasan armada operasinal,”tambahnya.

Apalagi, wilayah perairan Gugus Pulau 1 (Pulau Buru,  sangat rentan dan sering menjadi sasaran pencurian ikan oleh kapal-kapal tangkap Cantrang, karena wilayah itu menjadi primadona dengan hasil ikan yang melimpah.

Ditempat terpisah Bupati Bursel, Safitri Malik Solissa yang diminta tanggapannya terhadap kejadian itu, mengaku sangat menyayangkan kejadian yang menimpa masyarakat nelayan tersebut. Apalagi  telah mengancam nyawa dan menurunkan phsikologi nelayan saat melaut.

Ia juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah sama-sama membantu, terutama pihak TNI-AL yang telah menurunkan 2 Kapal sekaligus untuk melakukan Patroli.

Terkait sumber daya laut tambah Bupati, Insyah Allah akan di kelola dengan baik dari sisi pajak retrebusi untuk Pemda Bursel. Dalam hal ini, pihaknya akan berupaya untuk mengelola kembali retribuasi perikanan yang menjadi primadona Buru Selatan.

“Jika perairan kita di kelola dengan baik, maka kami juga bisa menjawab Lumbun Ikan Nasional (LIN Maluku) di tahun-tahun kedepan. Karena kami punya sumberdaya perikanan yang cukup luar biasa, sehingga sangat di sayangkan jika tidak di perhatikan dengan baik,”tandas Bupati.

Karena itu, dalam program 100 hari kerja ini, dirinya akan undang kepala Gugus Pulau 1, untuk sama-sama mendengar langsung keluhan nelayan termasuk permasalahan yang dihadapi.  (HSJ/AK)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *