Namlea – Raja Kaiely yang baru dapat berlaku sebagai orang tua, untuk memberi ketentraman, dan hidup lebih baik bagi warganya.
Hal itu disampaikan Pj Bupati Buru, Dr Djalaludin Salampessy, M.Si, ketika menghadiri penunjukan Fandi Ashari Wael, S.STP, sebagai Jou (Raja) Petuanan Kaiely di Gedung Pertemuan Desa Wapsalit, Kecamatan Lolongbula, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, Sabtu (18/3/2023).
Dikatakan, dengan ditunjuknya Raja baru tersebut, diharapkan tak ada lagi istilah dia Utara, Timur, Selatan, Barat. Artinya semua kalangan yang ada di petuanan Kaiely, harus menerima kehadirannya.
Untuk itu, ia minta kepada Raja baru, agar semaksimal mungkin berusaha mengelola berbagai potensi yang ada di petuanan Kaiely, demi kesejahteraan warganya. “Jangan ragu dengan titah raja,” kata Pj Bupati.
Menurutnya, untuk mengelola dataran yang lebih luas, yang memiliki berbagai potensi yang ada, pihaknya akan selalu berkoordiansi dengan Raja Kaiely, khususnya guna membahas berbagai potensi yang ada.
Bupati mengajak semua pihak utamanya Raja Kaiely, agar bersama-sama membangun negeri Bupolo, karena masih banyak masyarakat adat yang belum tersentuh. Utamakan pendidikan anak-anak agar mereka cerdas dan tidak boleh ada stunting di Kaiely.
Sementara itu Jou Kaiely, Fandi Ashari Wael, S.STP mengatakan, penunjukan Raja Kaiely saat ini, tidak lagi dilakukan pelantikan, karena hanya meneruskan posisi raja berdasarkan genetik benang merah raja.
“Saya sebagai anak tertua, hanya meneruskan posisi ayah saya yang mangkat sebagai Raja Kaiely,” kata Wael yang sesekali berbicara dalam bahasa Kaiely.
Turut memberikan sambutan Kepala Soa dataran rendah dan tinggi sebagai perwakilan keluarga Raja, yang berbicara dalam Bahasa Kaiely.
Sebelum acara dimulai, Jou Kaiely Fohut (Raja Kaiely baru) diantar tetua adat memasuki gedung pertemuan. Sebelumnya para tetua adat menyambut Pj Bupati Buru dan rombongan dengan tarian perang. (K-11).