Ambon – Forum OPD bidang Lingkungan Hidup se-Provinsi Maluku tahun 2023, akan berlangsung tanggal 16 – 17 Pebruari mendatang di Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku, Drs. Roy C Siauta, M.Si kepada media ini, Senin (13/2/2023) mengatakan, penetapan tempat dan waktu pelaksanaannya itu berdasarkan kesepakatan yang di ambil pada pada forum OPD bidang Lingkungan Hidup provinsi Maluku tahun 2022 lalu.
Peserta yang akan hadir dalam forum ini berasal dari 11 Kabupaten/Kota se Maluku sebanyak 43 orang, belum termasuk termasuk tuan rumah dan dinas provinsi yang di jadwalkan akan dihadiri sebagian besar ASN.
Dikatakan, tujuan dari forum ini adalah untuk meng-singkronisasikan program bidang lingkungan, hidup mulai dari pusat, provinsi sampai ke kabupaten/kota, agar menjadi satu dalam arah kebijakan, sehingga dalam meletakan program rencana kerja itu tidak berbenturan satu dengan yang lain.
Hal lain yang akan didiskusikan dalam forum ini, kata Siauta, adalah arahan bapak Presiden dalam rapat kerja tingkat nasional dengan Badan Pengelola Anggaran lingkungan hidup. “Pada saat itu presiden meminta untuk anggaran lingkungan hidup yang dikelola oleh badan ini, itu diarahkan untuk dua kegiatan, yaitu yang pertama menangani sampah dan yang kedua rehabilitasi mangrove,” ungkapnya.
Menurutnya, forum ini bertemakan, “Dengan semangat kolaboratif, kita optimalkan pengelolaan sampah menghadapi dampak perubahan iklim di provinsi Maluku”.
“Kenapa kami mengangkat thema ini, karena kita ketahui bersama bahwa dampak perubahan iklim ini juga sudah menjalar hampir ke seluruh segi kehidupan dimuka bumi saat ini, dimana dampak dari sampah itu sendiri menyumbang cukup besar terkait perubahan iklim,” ujarnya.
Oleh karena itu, setelah memetakan kondisi 11 kabupaten/kota di Maluku, persoalan sampah ini menjadi persoalan sentral, sehingg perlu di angkat sebagai thema pelaksanaan forum OPD bidang lingkungan hidup se-provinsi Maluku 2023.
Pemateri dalam forum ini Siauta mengaku, selain berasal dari dinas Lingkungan Hidup dan Bappeda Maluku, juga bank sampah sebagai mitra.
“Ini didasarkan pada keberhasilan bank sampah mengolah sampah organik menjadi kosmetik pembersih wajah yang sudah diperjual belikan dan memiliki hak patennya, untuk mengaplikasikan ilmunya kepada peserta,”tambahnya.
Siauta mengaku, peserta forum ini juga akan melakukan penanaman sebanyak 30 – 50 anakan pohon Sukun di objek wisata Pulau Osi.
“Penanaman anakan Sukun ini merupakan tindak lanjut dari pencanangan penanaman anakan sukun oleh istri Gubernur Maluku, yang akan berlangsung, Selasa (14/2/2023) di negeri Tengah-Tengah,” tandasnya.
Ia menambahkan, mendahului pelaksanaan forum ini, bidang tata lingkungan dinas Lingkungan Hidup provinsi Maluku akan melaksanaan sosialisasi terkait pelaksanaan ijin lingkungan kepada pelaku usaha dan pemerintah kabupaten SBB, Rabu (15/2/2023). (K-07)
