Polda Maluku Diminta Usut Penyebab Rusaknya Kapal Milik Pemda SBB

by -196 views
Foto Ilustrasi

Piru – Polda Maluku diminta usut penyebab rusaknya kapal milik Pemerintah daerah (Pemda) Seram Bagian Barat (SBB) yang terjadi di tahun 2018 lalu. Sebab, kasus ini pernah dilaporkan dan ditangani Polres SBB, namun tidak berjalan sampai saat ini.

Pasalnya, pelaku pengarusakannya dilindungi oleh Bupati SBB saat itu M almarhum Yasin Payapo,”ungkap sumber di pemkab SBB kepada media ini, Sabtu (24/6/2023).

Padahal di era Bupati SBB pertama Jakobus Putuleihalat, kapal milik pemda ini digunakan untuk berkunjung ke daerah-daerah kepulauan yang ada di wilayah kabupaten itu.

Menurut sumber tersebut, di era Bupati Putuleihalat kapal tersebut memiliki kapten/awak orang yang mengerti dan memahami cara menggunakannya, sehingga saat ada perintah untuk melakukan perjalanan, selalu tidak ada masalah. Dan mereka (awak kapal, red) itu bertugas selama Bupati Jakobus Putuleihalat dua periode.

Namun, saat Putuleihalat selesai masa jabatannya dan di gantikan oleh Bupati almarhum M Yasin Payapo, semua pimpinan OPD digantikan, termasuk kepala bidang, camat, kepala sekolah, kepala desa, Pj kepala desa dan sampai jabatan terendah di pemkab SBB, bahkan kapten kapal milik Pemkab SBB tersebut, juga digantikan dengan keluarga dekat ketua DPRD SBB yang berasal desa Luhu.

Saat pergantian kapten kapal kata sumber tersebut, dirinya pernah menyampaikan saran untuk tidak mengganti kapten kapal tersebut. “ Saya bilang jangan ganti, soalnya kapal ini lihatnya sederhana, tetapi bila tidak memahaminya, maka nasib kapal ini tidak bakalan lama,”ujarnya sambil menggeleng geleng kepalanya.

Namun saat itu kami tidak bisa berbuat banyak. Karena apa saja saran kami, tidak ada artinya sama sekali. “Saya sayang karena itu kapal itu milik pemkab, sehingga tidak boleh dikuasai oleh pribadi, apalagi orang yang tidak mengerti pengeporasian kapal laut,”ujarnya.

Sumber itu menjelaskan, menurut informasi yang diperoleh, kapal itu bocor karena menabrak jembatan di pelabuhan Piru, saat itu kapal di operasikan oleh kaptennya yang adalah keluarga dekat ketua DPRD SBB yang berasal desa Luhu.

“Saat menghidupkan mesin kapal, tanpa disadari kapal langsung menabrak tembok bagian bawah jembatan, sehingga bagian bawah kapal mengalami kebocoran. Karena air mulai masuk di dalam kapal, sang kapten langsung paksakan kapal melaju ke Waimeteng pantai. Saat itu di bulan puasa pak wartawan,” beber sumber tersebut.

Begitu kapal mendarat di pantai Waimeteng tambah sumber tersebut, sang kapten dengan sengaja menutupi lambung kapal yang bocor itu dengan kain lap seadanya, dan kapal tersebut di ikat begitu saja seakan tidak terjadi masalah apa-apa dengan kapal tersebut.

Namun karena saat itu musim ombak, tidak lama kemudian kapal tersebut tenggelam. Karena ada yang melihat dan minta warga Waimeteng pantai menarik kapal tersebut kedarat, dan kemudian mengangkat mesinnya. Dan sekarang bangkai kapal itu di biarkan begitu saja di pantai Redi di Waimeteng pantai.

Masih menurut sumber tersebut, pasca rusaknya kapal itu, beberapa hari kemudian, Bupati almarhum M Yasin Payapo dan Ketua DPRD Abdul Rasid Lisaholid, bermufakat untuk membeli kapal baru, dengan menggunakan anggaran sisa akhir tahun 2017 sebesar Rp 9 milyar lebih. (K-09)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *