Gubernur Maluku-Kadis Dikbud, Laporkan Sekolah Rusak Ke Kementerian di Jakarta Hari Ini

by -131 views
Kabid SMK Dikbud Provinsi Maluku, Gatot Sihabbudin

Ambon – Sebanyak 144 gedung sekolah di kota Ambon, Kecamatan Salahutu-Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) dan Kecamatan Seram Barat-Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), dalam kondisi rusak, pasca gempa ber-magnitudo 6,5 SR, Kamis (26/9/2019) lalu.

Jumlah tersebut terdiri dari gedung SD maupun Sekolah Menengah, dengan kategori rusak berat, sedang maupun rusak ringan.

Kepala Bidang SMK Dinas Dikbud Maluku, Gatot Sihabbudin kepada media ini, Selasa (8/10/2019) mengatakan, data sekolah yang rusak tersebut sudah disampaikan ke Kementerian Dikbud di Jakarta, yang disampaikan langsung Gubernur Maluku, Murad Ismail  didampingi Kepala Dinas Dikbud, M Saleh Thio hari ini.

Ditanya apakah dengan laporan tersebut, diharapkan akan ada bantuan anggaran untuk perbaikan gedung sekolah yang rusak, Gatot mengaku, pihaknya hanya berkewajiban melaporkan, selanjutnya itu keputusan Kementerian.

Untuk menentukan jenis kerusakan sekolah, katanya, itu dilakukan asesmen oleh instansi yang berkompoten yakni dinas PU-PR, apalagi sebagian bangunan tersebut merupakan bangunan lama.

Selain itu, pihaknya juga mendata guru dan siswa yang terdampak gempa, untuk selanjutnya dilakukan konseling. Sebab, sampai hari ini ada anak-anak yang belum mau ke sekolah kendati bangunan sekolah tidak rusak.

“Seperti yang terjadi di Haruku, kendati bangunan SMA tidak rusak, tetapi anak-anak belum mau masuk sekolah,’ujarnya.

Menghadapi kondisi seperti ini, “Kami sudah sampaikan kepada kepala sekolah agar jangan dipaksa, karena ini menyangkut phisikis, dimana anak-anak itu masih trauma,”tambahnya.

Menurut Gatot, hasil pantauan terakhir di kota Ambon kemarin, dari 34 SMA dan 19 SMK, aktivitas belajar mengajar sudah berjalan normal, termasuk SMA Salahutu yang melakukan proses belajar mengajar menggunakan tenda

Sementara yang belum berjalan, yakni SMA Kristen Passo karena gedung sekolahnya masih ditempati pengungsi, sementara SMA Siwalima, yaitu berbasis asrama sebagian orang tua belum mengijinkan anaknya masuk asrama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *