Namrole, Kabaresi.com – Bupati terpilih Buru Selatan (Bursel) Hj Safitri Malik Soulissa jadi orang pertama penerima vaksin-covid-19 perdana di Kabupaten Bursel, Jumat (12/2/2021).
Sebelum disuntik vaksin Sinovac tersebut, Bupati terpilih Hj Safitri Malik Soulissa mengikuti pemeriksaan awal oleh dokter dan petugas kesehatan dari RSUD dr Salim Alkatiri, di pandopo Bupati Desa Lektama.
Selain Hj Safitri Malik, pemeriksaan kesehatan juga dilakukan terhadap Bupati Bursel saat ini DR Hi Tagop Sudarsono Soulissa, yang saksikan langsung Kepala Dinas Kesehatan Bursel, Ibrahim Banda dan Satgas penangan covid-19 Kabupaten Bursel.
Setelah pemeriksaan kesehatan dilanjutkan dengan suntikan vaksin Sinovac kepada Hj Safitri Malik Soulissa, sementara Bupati Bursel 2 periode DR Hi Tagop Sudarsono Soulissa belum bisa divaksinasi saat ini karena alasan hasil pemeriksaan kesehatan, sehingga vaksinasinya harus ditunda sampai 2 minggu ke depan.
Kadis Kesehatan Ibrahim Banda kepada wartawan mengatakan, hasil pemeriksaan kesehatan awal Hj Safitri Malik Soulisa dan Bupati berjalan lancar.
“Didalam item-item pemeriksaan pak Bupati, belum bisa di vaksinasi, karena Gula darahnya mencapai kurang lebih 289, sehingga belum bisa di vaksinasi sekarang, tetapi masuk dalam daftar tunda dan kita targetkan tunda dua minggu kedepan, sampai gula darahnya harus turun serendah-rendanya”ungkap Banda.
Setelah itu vaksinasi dilanjutkan kepada pejabat pemkab Bursel. “Khususnya untuk pejabat Pemkab Bursel, sebagian sudah di vaksin. Jadi ada 12 orang pejabat pemkab termasuk Forkopimda Bursel,” jelasnya.
“Bulan Maret tahun ini, kita targetkan seluruh pejabat kita yang bertugas di Pemkab Bursel dapat vaksnasi,” tandasnya.
Banda mengajak seluruh masyarakat agar mengikuti vaksinasi covid-19 ini. Dirinya mengaku prihatin bila ada masyarakat yang takut untuk divaksin lantaran informasi-infirmasi yang tidak benar yang berkembang di media-media sosial.
“Kita sekarang sedang berupaya mensosialisasikan informasi tentang vaksinasi ini. Sehingga kepada masyarakat dihimbau untuk tidak mudah percaya dengan kabar miring dan hoax di media sosial, yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menakut-nakuti masyarakat, untuk hindari vaksinasi covid-19,”jelasnya. (Adam Kiat)