Bupati Safitri Minta Camat & Kades Punya Rasa Simpati Kepada Masyarakat

by -130 views

Namrole – Mengakhiri program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Buru Selatan (Bursel) Safitri Malik Soulisa dan Gerson Eliezer Selsily, para Camat dan Kepala Desa (Kades) diminta bersimpati kepada masyarakat.

Permintaan itu dikemukakan Bupati Bursel Safitri Malik, saat mengakhiri program 100 hari kerja di Kecamatan Namrole, Kamis (23/9/2021).

Pada kesempatan itu, Bupati dan Wabup Bursel menyerahkan bantuan pemberdayaan dan bantuan kepada sejumlah sekolah yang ada di kecamatan Namrole.

Sesuai agenda, seharusnya kegiatan tersebut digelar dalam apel, namun hal itu tidak dapat dilaksanakan, karena hujan deras yang tak kunjung berhenti.

Agenda lain, yakni pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang disaksikan ketua TP PKK Kabupaten Bursel Cornelia Selsily di kantor Kecamatan Namrole.

Disamping itu, tatap muka Bupati dan Wabup dengan para Kades se-Kecamatan Namrole, kunjungi pasar Kai Wait Namrole dan berdialog dengan pedagang, serta memantau tempat-tempat hiburan serta dialog Ketua TP PKK Kabupaten Bursel dengan PKK Kecamatan Namrole.

Bupati Bursel Safitri Mailik Soulisa dalam dalam arahannya mengatakan, iklim di Buru Selatan ini sangat ekstrim, curah hujan sangat tinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Maluku.

“Walaupun dalam cuaca ekstrim, sehingga di beberapa kecamatan terjadi banjir dan longsor, namun kalau mau menjadi orang Buru Selatan, kita harus mewaspadai dan menikmati cuaca ekstrim yang setiap tahun kita alami ,”ujarnya.

Ia mencontohkan, setiap musim hujan, desa Elfule selalu berlangganan banjir.”Sebagai pejabat saya dan pak Wakil Bupati tidak bisa tidur, karena kami memiliki rasa tanggung jawab. Saat hujan lebat, sebagai manusia kita berikhtiar, kuatir, mungkin masyarakat tidak bisa tidur, dan kita harus punya rasa peduli,” tambah Bupati Safitri.

Jika hal itu tidak ada kata Bupati Perempuan pertama di Maluku tersebut, sebaiknya jangan mau jadi pemimpin. “Jika tidak ada rasa empati, tidak ada rasa perduli kepada masyarakat, jangan jangan mau jadi pemimpin,”tandasnya.

Terkait itu kepada Camat dan para Kades di Namrole, diminta untuk peduli dan punya rasa empati terhadap lingkungan dan masyarakatnya.

Dalam hal ini, Namrole adalah kota Kabupaten. Jadi para kades yang tinggal di kota, harusnya tidak seperti orang kota. Artinya, saat terjadi banjir dalam desa saja harus lapor ke Bupati, terus kadesnya bikin apa saja ?

“Jika kades tidak perduli dengan kondisi desa dan warganya, namun hanya memikirkan dana desa saja, kedepannya anggaran itu (dana desa, red) dipending atau diberikan setengah saja,”ujarnya.

Ditambahkan Bupati, “Ada yang lucu, ada kades yang dana desa baru cair di bank, tapi digunakan untuk bayar utang di karaoke/cafe. Apa tidak malu, apa mau saya baca nama-nama yang punya utang di karaoke di sini,” ujar Bupati Safitri yang disambut teriakan mau oleh para ibu.

Kepada camat dan para kades, diminta dapat menjaga kebersihan dalam desanya, agar kota Namrole terlihat bersih dan indah.

Acara tersebut juga dihadiri Sekda, pimpinan dan anggota DPRD, pimpinan OPD, pimpinan TNI-Polri, Camat dan para kades se-Kecamatan Namrole, tokoh masyarakat, adat dan agama, pemuda dan perempuan. (AK)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *