Waemese Mendukung MDR Maju Dalam Pilkada Bupati Buru Tahun 2024

by -114 views
Mantan anggota KNPI Kabupaten Buru, Dois Waemese.

Namlea – Mantan anggota KNPI Kabupaten Buru, Dois Waemese menyatakan dukungannya bila Muhammad Daniel Rigan (MDR) maju bertarung dalam Pilkada Bupati Buru periode 2024 – 2029 mendatang.

Menurutnya, dukungan tersebut sesuai keinginan masyarakat yang mendiami 10 Kecamatan  di kabupaten Buru, untuk keluar dari terisolasi dan keterpurukan selam kurung waktu 20 tahun terakhir ini.

“Apalagi dalam kurung waktu 20 tahun ini, Kabupaten ini hanya mengharapkan dana transfer berupa Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Ad Hock dan dana stimulus lainnya,” ungkapnya.

Padahal menurut mantan fungsionaris Golkar Kabupaten Buru ini, kabupaten ini penuh dengan potensi kekayaan alam, baik itu laut maupun darat, seharusnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mendorong para petani, baik itu bidang pertanian, perkebunan dan bidang kelautan dengan memberikan modal usaha untuk menopang mereka termasuk menyediakan pasar, agar seluruh hasil pertanian mereka mudah untuk dipasarkan di Kabupaten ini.

Ia mencontohkan, sebagai putra asli Desa Jikumerasa Pulau Buru, MDR tidak memberikan janji yang muluk-muluk, namun terbukti Ia (MRD, red) sudah tersohor di mata masyarakat Buru, yang telah tersugesti dengan adanya Kopi Batabual dan padi Hotong yang saat ini digencot Masyarakat.

Menurut Waemese, terobosan yang dilakukan MDR itu untuk menambah dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan bilaman masyarakat mendukun MDR dalam pertarunan pilkada Bupati Buru, maka yang bersangkutan siap menciptakan Industri Kecil dan Menengah serta memperluas lapangan pekerjaan.

“Saya sangat heran dengan pemikiran oknum politisi Buru yang menanggapi pengembangan padi Hotong dan kopi Batabual oleh MDR sebagai lelucon. Padahal oknum politisi tersebut tidak punya ide dan gagasan untuk membangun Kabupaten Buru,” ujarnya.

Dikatakannya, serusnya kita malu, negeri ini memiliki punya SDM yang handal dan memadai, namun sayangnya tidak dapat di imbangi dengan terciptanya lapangan kerja.

Terbukti,”Pegawai honorer di setiap intansi Pemkab Buru, hanya setiap bulan dibayar 550 ribu rupiah, dan apakah 550 ribu yang dibayar Pemkab tersebut bisa mencukupi kehidupan hidup setiap bulannya,” tanya Waemese. (K-11)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *