Namrole – Muspika, 11 Kepala Desa dan warga Waesama, Kabupaten Buru Selatan, melakukan long march sepanjang kurang lebih 40 kilo meter ke- Kota Namrole, Selasa (16/8/2022).
Long march yang di pimpin Camat Waesama, Ahmad Wael, SPd, SIP bersama Istri, didampingi Kapolsek Waesama, Ipada Bastian Tuhuteru, SPd, MTH, dan perwakilan Koramil Waesama.
Dalam Kegiatan tersebut, mereka membawa bendera merah putih dari Kecamatan Waesama, ke- Namrole, ibukota Kabupaten untuk diserahkan kepada Bupati Buru Selatan, Safitri Malik Soulisa.
Saat menerima bendera merah putih dari muspika Waesama, Bupati Safitri Malik mengatakan, kegiatan ini membuktikan bahwa NKRI merupakan harga mati bagi masyarakat Bursel, serta memiliki rasa cinta dan semangat HUT RI ke- 77.
Pengabdian kepada negara kata Bupati, bukan saja sebagai simbol semata, tetapi dalam perayaan HUT kemerdekaan RI ke- 77 ini, bagaimana kita dapat mengatasi rentang kendali yang dihadapi masyarakat, baik di pegunungan maupun daerah pesisir.
Dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat, kita untuk bekerja dengan hati, menebar cinta dan kasih sayang kepada semua orang.
“Sebagai orang nomor satu di Kabupaten ini, saya harus menciptakan generasi yang lebih baik/unggul dan juga menciptakan SDM handal, agar menjadi panutan bagi generasi kedepan,” tambah Bupati.
Kapolsek Waesama, Ipda Bastian Tuhuteru, SPd,MTH kepada media ini mengatakan, long march membawa bendera merah putih dari Kecamatan Waesama menuju Kantor Bupati, merupakan bukti kecintaan masayarakat Waesama terhadap NKRI.
Selain itu, untuk menanggapi penilaian negatif orang terhadap Kecamatan Waesama, yang selama ini dinilai bahwa Kecamatan Waesama memiliki tingkat kriminalitas, dan radikalisme sangat tinggi.
Sementara itu, Camat Waesama, Ahmad Wael, SPd, Sip mengatakan, “Untuk masyarakat Waesama, NKRI menjadi harga mati, dengan Panca sila dan bendera merah putih, sebab, Kecamatan Waesama adalah bagian dari NKRI di Kabupaten Bursel,” ujarnya. (K-11)