Namrole, Kabaresi.com – Pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati, Hj Safitri Malik Soulissa – Gerson Eliaser Selsily (SMS-GES), Minggu sore (8/11/2020) menggelar kampanye di Desa Wali, Kecamatan Namrole yang dihuni warga asal Kei-Maluku Tenggara, mendapat sambutan hangat yang meriah dari warga Desa.
Kehadiran paslon nomor tiga di desa dengan jumlah DPT kurang lebih 700 orang tersebut, dijemput dan diterima tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat di rumah adat marga Seknun sekaligus dilakukan prosesi adat, selanjutnya mereka mengantar paslon Bupati dan Wakil Bupati ke lokasi kampanye.
Diawali dengan orasi ketua tim pemenangan paslon SMS-GES, Ahmadan Alwi Loilatu. Ditengah orasinya Loilatu bertanya kepada masa yang hadir dilokasi kampanye, kira- kira berapa persen suara yang akan diberikan untuk paslon SMS-GES, dengan spontan jawaban dari warga desa itu, “Kami akan berikan 75 sampai 80 persen di tanggal 9 Desember mendatang,”jawab mereka.
Menurut Loilatu, “Ibu Hj Safitri sudah punya pengalaman dalam pemerintahan, karena selama kurun waktu 10 tahun terakhir ini mendampingi Bupati Bursel pak Tagop, selain sebagai Ketua TP PKK, Bunda Paud dan 5 tahun sebagai anggota DPRD Maluku. Sementara pak Gerson 15 tahun sebagai anggota DPRD Bursel, dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat di enam Kecamatan di Kabupaten Bursel dan hasilnya sudah dirasakan Warga di Kabupaten ini,”ungkap anggota DPRD Bursel asal Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
Jadi, kemampuan mereka berdua sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bursel 5 tahun mendatang, tidak perlu di ragukan lagi.
Loilatu juga mengajak warga masyarakat tidak terpengaruh dengan isu hoax atau berita bohong dan fitnah yang di sebarkan paslon lain dalam kampanye mereka dan itu berkembang di tengah masyarakat luas.
“Jangan percaya dorang pung bicara, sebab dong itu datang 5 hingga 10 tahun di katong pung Kabupaten ini, hanya punya kepentingan saja lalu dong sampaikan isu hoax atau berita bohong, fitnah dan profokasi agar bisa mendapat simpati warga masyarakat. Saat ini saja mereka bisa seperti itu, bagaimana nanti jika jadi pimpinan ?,”ujar Loilatu.
Sementara itu Kader PDI-Perjuangan, Tagop S, Soulissa yang juga Bupati Bursel dua periode mengatakan, “Orang yang sudah tidak dipakai sebagai ASN di kabupaten lain, lalu datang merenge-renge minta jabatan di kabupaten Bursel yang selama ini beta pimpin, dan setelah dikasih jabatan yang menjanjikan dan masa berakhirnya sebagai PNS (pensiun), kemudian mencalonkan diri untuk bertarung di Pilkada Bursel. Karena tidak direstui DPP Partai, akhirnya yang bersangkutan mulai menyebarkan hoax atau berita bohong, fitnah dan profokasi yang mulai bertebaran di kabupaten Bursel,”ujarnya.
Ditambahkan, “Sementara yang satu lagi menyampaiakan kepada orang-orang adat bahwa, bila paslon SMS-GES terpilih jadi Bupati dan Wakil Bupati Bursel di Pilkada ini, maka beta dipersiapkan menjadi Sekda. Mereka tidak tau, bahwa orang yang mau jadi Sekda itu harus PNS, itupun didasari pada peraturan Permendagri, dan yang bersangkutan harus sekurang kurangnya sudah berkali kali menjabat esalon II. Sementara yang bilang ini bukan orang birokrasi yang sengaja hembuskan isu profokasi, finah, dan hoax di masyarakat, demi kepentingan semata. Itu hanya pembohongan dan pembodohan masyarakat,”tambah Tagop. (Adam Kiat)